Terdiri atas 6 ayat, hukum bacaan surat An Nas bisa dikatakan sedikit. Sebab, hukum bacaan yang sama beberapa di antaranya disebutkan berulang-ulang tiap ayat.
Singkatnya, hukum bacaan yang ada dalam surah An Nas meliputi hukum nun mati atau nun sukun, beberapa macam mad, alif lam qomariyah, dan juga alif lam syamsiyah. Sedangkan penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut:
Teks Surat An Nas
Sebelum mengetahui apa saja hukum bacaan surah An Nas, Anda perlu mengetahui dulu teksnya. Sebab, kalau tidak memperhatikan teksnya bisa-bisa Anda kebingungan nanti. Adapun teks surat An Nas lengkap sebagai berikut:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١
مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢
اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦
Penjelasan Singkat Hukum Bacaan Surat An Nas
1. Ayat Pertama
Dalam ayat pertama, ada dua hukum bacaan sekaligus, yakni mad thobi’i atau mad asli, alif lam syamsiyah, ghunnah, dan mad arid lissukun. Hukum bacaan mad thobi’i atau mad ashli berada di kata a’uudzu.
Dinamakan mad thobi’i atau mad ashli karena memang di sana ada huruf wawu yang disukun atau mati, dan posisinya berada setelah huruf hijaiyah yang berharokat dhommah. Dengan begitu, cara membacanya ialah dipanjangkan sebanyak 1 alif atau 2 harokat.
Untuk hukum bacaan alif lam syamsiyah terdapat pada kata annaas. Dalam kata ini jika Anda perhatikan teks di atas terdapat huruf alif dan lam, bukan? Nah, lam tersebut tidak dibaca dengan jelas. Melainkan dilebur dan langsung dimasukkan dalam huruf nun yang ada setelahnya.
Sedangkan huruf nun itu sendiri ditasydid, sehingga harus dibaca dengung dan inilah yang disebut dengan hukum bacaan ghunnah.
Sedangkan, untuk mad arid lissukun karena huruf nun yang berharokat fathah diikuti oleh huruf alif dan huruf syin-nya dibaca mati. Andaikan kata annaas ini diteruskan dengan kata atau ayat yang lain, maka akan disebut dengan mad thobi’i. Namun karena annaas dibaca mati, jadilah disebut mad arid lissukun.
2. Ayat Kedua
Dalam ayat kedua, kembali fokus pada kata annaas. Dalam kata tersebut terdapat 3 hukum bacaan sekaligus, yaitu alif lam syamsiyah, ghunnah, dan mad arid lissukun. Disebut dengan alif lam syamsiyah karena huruf lam yang ada menjadi tidak terlihat dan tidak dibaca.
Melainkan yang dibaca adalah huruf nun langsung. Sedangkan huruf nun itu sendiri posisinya ditasydid sehingga wajib dibaca dengung dan hukum bacaan yang berlaku adalah ghunnah.
Sementara untuk mad arid lissukun, penyebabnya sama seperti sebelumnya yakni ada huruf nun yang berharokat fathah dan sebelumnya terdapat huruf alif. Sedangkan huruf syin yang ada setelahnya dibaca mati.
3. Ayat Ketiga
Pada kata ilaahi, terdapat satu hukum bacaan yaitu mad thobi’i atau yang biasa disebut juga dengan mad ashli. Penyebabnya adalah karena huruf lam berharokat fathah, namun fathah tersebut berdiri. Karena merupakan mad thobi’i, jelas huruf lam ini wajib dibaca panjang sepanjang 1 alif atau 2 harokat.
Sedangkan pada kata annaas terdapat 3 hukum bacaan juga yaitu alif lam syamsiyah, ghunnah, serta mad arid lissukun. Sementara untuk penyebabnya sama seperti ayat-ayat yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Ayat Keempat
Dalam ayat keempat terdapat hukum bacaan ikhfa’, tepatnya pada kata min syarri. Disebut dengan ikhfa’ karena dalam penggalan ayat ini terdapat huruf nun yang sukun atau mati dan bertemu dengan huruf syin. Sedangkan, huruf ro’nya berharokat kasroh, ini disebut dengan tarqiq yang harus dibaca tipis.
Kata alwaswaasi terdapat hukum bacaan alif lam qomariyah. Sebab, huruf lam yang ada dalam kata tersebut dibaca jelas walaupun berharokat sukun. Selain itu, dalam alwaswaasi juga terdapat hukum bacaan mad thobi’i.
Penyebabnya adalah ada huruf wawu berharokat fathah dan setelahnya terdapat huruf alif. Setelah itu, ada kata alkhonnaas. Dalam kata ini terdapat hukum bacaan alif lam qomariyah, ghunnah, dan juga mad arid lissukun, dengan keterangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
5. Ayat Kelima
Kata alladzii dalam ayat ini mengandung bacaan mad thobi’i atau mad ashli. Penyebabnya adalah karena terdapat huruf ya’ sukun yang jatuh setelah harokat kasroh dan wajib dibaca panjang sebanyak 2 harokat atau 1 alif. Hukum bacaan yang sama juga terdapat pada kata fii.
Nah, pada kata shuduuri juga terdapat mad thobi’i. Sebab dalam kata tersebut ada huruf wawu sukun yang jatuh setelah harokat dhommah. Sedangkan pada kata annaas, kembali ada 3 hukum bacaan sekaligus sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
6. Hukum Bacaan Surat An Nas Ayat Terakhir
Pada kata minal jinnati terdapat hukum bacaan alif lam qomariyah. Karena di sini ada huruf lam sukun yang dibaca dengan jelas, kemudian ada hukum bacaan ghunnah karena nun yang ditasydid. Sementara pada kata annaas, terdapat 3 hukum bacaan yang sama sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
Jadi, sudah jelas bukan apa saja hukum bacaan surat An Nas itu? Untuk selanjutnya jangan lupa diterapkan saat membacanya, ya. Tentu saja hukum bacaan ini harus diterapkan, agar bacaan Anda benar dan tidak salah artinya. Sekian dari Ayat-Quran.com, mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua, aamiin.